
Masyarakat Diminta Teliti Beli Produk Makanan
Rabu 28 Maret 2018, 13:27 WIB

MERANTI - Bupati Kepulauan Meranti, Irwan Nasir mengaku geram atas temuan tiga produk ikan kalengan di daerah ini yang didalamnya terdapat cacing. Menurutnya, itu akibat kurangnya pengawasan BPOM memantau peredaran makanan di Provinsi Riau khususnya di Kepulauan Meranti.
"Inikan aneh namanya, itu produk sudah ada izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), harusnya bisa menjamin mutu, tapi nyatanya bisa seperti ini," cetus Bupati, melalui Humas Setda Kepulauan Meranti, Selasa kemarin.
Oleh karenanya, Bupati meminta masyarakat, terutama di Kabupaten Kepulauan Meranti untuk teliti dalam membeli suatu produk, baik itu makanan ataupun minuman.
"Harus teliti, jika merasa aneh segera laporkan kepada pihak berwenang, meskipun itu sudah ada lebel izin dari BPOM," tegasnya.
Bupati juga mengharapkan kepada BPOM beserta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau untuk bisa mengawasi setiap produk-produk impor yang akan diedarkan di tengah masyarakat.
"Harus ada pengawasan di lapangan, apalagi ini produk impor," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti, dr Irwan Suwandi juga memastikan tiga produk ikan kalengan, yakni merek Farmerjack, IO dan Hoki terindikasi cacing. Namun produk ini terdaftar di BPOM.
"Itu sarden asalnya dari Cina, merek Farmerjack dengan nomor izin edar (NIE) BPOM RI ML 543929007175, nomor bets 3502/01106 35 1 356. Merek IO, NIE BPOM RI ML 543929070004, nomor bets 370/12 Oktober 2020. Lalu, merek Hoki, NIE BPOM RI ML 543909501660, nomor Bets 3502/01103/-," ungkap Irwan Suwandi.
Masih menurut Irwan, seharusnya hal seperti ini tidak terjadi, mengingat produk makanan seperti ikan kalengan merupakan salah satu makanan yang cukup tinggi di konsumsi masyarakat.
"Kalau menyesalkan sudah pasti, dan Pak Bupati juga sudah langsung memerintahkan seluruh dinas terkait untuk turun ke lapangan guna memastikan produk-produk itu tidak beredar lagi di tengah masyarakat," ungkapnya.
Di lain pihak, seorang pedagang barang harian di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Helda, merasa dinas terkait tidak teliti dalam memberi izin suatu produk Impor.
"Bagaimana bisa, itu dari cina sudah ada izin dari BPOM. Klasifikasi sehingga bisa lolos beredar di Indonesia harus dipertanyakan lagi.
Makanya sampai saat ini masyarakat di Meranti masih cenderung mengonsumsi sarden dari Malaysia, meski belum ada izin BPOM, tapi aman. Dan itu sarden Malaysia juga sudah puluhan tahun beredar di Meranti, dan tak ada masalah," pungkasnya. (mcr)
"Inikan aneh namanya, itu produk sudah ada izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), harusnya bisa menjamin mutu, tapi nyatanya bisa seperti ini," cetus Bupati, melalui Humas Setda Kepulauan Meranti, Selasa kemarin.
Oleh karenanya, Bupati meminta masyarakat, terutama di Kabupaten Kepulauan Meranti untuk teliti dalam membeli suatu produk, baik itu makanan ataupun minuman.
"Harus teliti, jika merasa aneh segera laporkan kepada pihak berwenang, meskipun itu sudah ada lebel izin dari BPOM," tegasnya.
Bupati juga mengharapkan kepada BPOM beserta Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau untuk bisa mengawasi setiap produk-produk impor yang akan diedarkan di tengah masyarakat.
"Harus ada pengawasan di lapangan, apalagi ini produk impor," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kepulauan Meranti, dr Irwan Suwandi juga memastikan tiga produk ikan kalengan, yakni merek Farmerjack, IO dan Hoki terindikasi cacing. Namun produk ini terdaftar di BPOM.
"Itu sarden asalnya dari Cina, merek Farmerjack dengan nomor izin edar (NIE) BPOM RI ML 543929007175, nomor bets 3502/01106 35 1 356. Merek IO, NIE BPOM RI ML 543929070004, nomor bets 370/12 Oktober 2020. Lalu, merek Hoki, NIE BPOM RI ML 543909501660, nomor Bets 3502/01103/-," ungkap Irwan Suwandi.
Masih menurut Irwan, seharusnya hal seperti ini tidak terjadi, mengingat produk makanan seperti ikan kalengan merupakan salah satu makanan yang cukup tinggi di konsumsi masyarakat.
"Kalau menyesalkan sudah pasti, dan Pak Bupati juga sudah langsung memerintahkan seluruh dinas terkait untuk turun ke lapangan guna memastikan produk-produk itu tidak beredar lagi di tengah masyarakat," ungkapnya.
Di lain pihak, seorang pedagang barang harian di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Helda, merasa dinas terkait tidak teliti dalam memberi izin suatu produk Impor.
"Bagaimana bisa, itu dari cina sudah ada izin dari BPOM. Klasifikasi sehingga bisa lolos beredar di Indonesia harus dipertanyakan lagi.
Makanya sampai saat ini masyarakat di Meranti masih cenderung mengonsumsi sarden dari Malaysia, meski belum ada izin BPOM, tapi aman. Dan itu sarden Malaysia juga sudah puluhan tahun beredar di Meranti, dan tak ada masalah," pungkasnya. (mcr)
Editor | : | |
Kategori | : | Meranti |
Untuk saran dan pemberian informasi kepada katariau.com, silakan kontak ke email: redaksi.katariau@gmail.com
Komentar Anda
Berita Terkait
Berita Pilihan
Sabtu 12 Februari 2022
HPN 2022, Jangan Ada Lagi Kriminalisasi Terhadap Pers
Jumat 11 Februari 2022
Rakernas PHRI II, ini kata Epyardi Asda :"Kedepannya Sumatera Barat Lebih Baik Lagi Dalam Menggerakkan Sektor Pariwisata".
Kamis 10 Februari 2022
Pendampingan ADM Penyelenggaraan Keuangan Desa oleh Tim Monev Kabupaten Solok
Rabu 09 Februari 2022
MOI Solok Resmi Mendaftar Kekesbangpol Kabupaten Solok, Yasri Irva :"MOI Siap Kawal Pemerintah".
Rabu 09 Februari 2022
Masalah Natuna, Alirman Sori : "Perkuat Keamanan Perbatasan Laut"
Rabu 09 Februari 2022
Dua Hari Lagi Shalat Jum'at Perdana di Masjid Asam Jao, Almito S.Pt : Mari Kita Ramaikan
Senin 07 Februari 2022
JUSUF RIZAL: KSPSI PERLU MELAKUKAN REENGINERING ORGANISASI HADAPI PERUBAHAN
Sabtu 05 Februari 2022
Masjid Ikhlas Asam Jao diresmikan, Gubernur Sumbar :
Jumat 14 Januari 2022
Berikan Penyuluhan ke PPL, Faperta UIR Teken MOA dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Dumai
Senin 29 November 2021
Hadirkan 7 Narasumber, Forum Pembauran Kebangsaan Riau Gelar Rakor Penguatan Organisasi
Internasional

Sabtu 24 Juli 2021, 09:58 WIB
Israel Tembak Mati Remaja Palestina dalam Bentrokan di Tepi Barat
Senin 03 Agustus 2020
Wanti-wanti WHO soal Durasi Panjang Pandemi Corona
Rabu 10 Juli 2019
Anggota Parlemen Malaysia Diduga Perkosa PRT Indonesia
Kamis 20 Juni 2019
Produk Mustika Ratu Tembus Pasar Canada dan USA 
Serba-serbi

Rabu 13 Mei 2020, 23:31 WIB
RM Kuali Hijau Kembali Bagikan Takjil Nasi Kotak Vegetarian
Rabu 19 Juni 2019
TVRI Raih WTP dari BPK
Jumat 31 Mei 2019
Sambut Idul Fitri 1440 H, Ustadz Solmed Ciptakan Lagu Kembali Fitri Lewat The Sultan Gambus
Sabtu 25 Mei 2019
Laziz Izi Optimalkan Pengelolaan Zakat Selama Ramadhan 1440 H
Religi

Minggu 24 April 2022, 10:07 WIB
Ramadhan Penuh Berkah, TLCI Chapter #2 Riau Kembali Berbagi, Sasar Panti Asuhan Al Istiklal
Minggu 24 April 2022
Ramadhan Penuh Berkah, TLCI Chapter #2 Riau Kembali Berbagi, Sasar Panti Asuhan Al Istiklal
Rabu 09 Februari 2022
Dua Hari Lagi Shalat Jum'at Perdana di Masjid Asam Jao, Almito S.Pt : Mari Kita Ramaikan
Sabtu 05 Februari 2022
Masjid Ikhlas Asam Jao diresmikan, Gubernur Sumbar :
Terpopuler
01
Selasa 27 Februari 2018, 18:34 WIB
Malam Resepsi HPN 2018, Plt Gubri Minta Wartawan Ingatkan Pemprov Riau 02
Kamis 01 Februari 2018, 13:36 WIB
Sejumlah Wilayah Berkabut Tipis, 17 Hotspot Terpantau di Riau 03
Kamis 22 Februari 2018, 16:39 WIB
Lukman Edy Laporkan 3 Pesaingnya ke Bawaslu 04
Selasa 27 Februari 2018, 12:49 WIB
Kebakaran Ratusan Hektare Lahan di Meranti Sudah Dikendalikan 05
Jumat 16 Maret 2018, 23:27 WIB
BBKSDA Riau Kehilangan Jejak Harimau Pemangsa Warga 
Foto


Metro

Selasa 28 Juni 2022, 07:33 WIB
Lepas Secara Khusus Marsma TNI Andi Kustoro, Kapolda Riau: Sinergitas TNI Polri Harus Tetap Terjaga Meski Langit Runtuh
Selasa 28 Juni 2022
Lepas Secara Khusus Marsma TNI Andi Kustoro, Kapolda Riau: Sinergitas TNI Polri Harus Tetap Terjaga Meski Langit Runtuh
Senin 18 Oktober 2021
Wagubri Buka Dialog Nilai-nilai Pembauran di Tengah Masyarakat
Rabu 22 September 2021
Vaksinasi Merdeka Serentak, Polda Riau Gandeng Perguruan Tinggi Siapkan 9000 Vaksin dan 1500 Paket Bansos